Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Sebagian generasi salaf berkata, "Konon nabi Daud ‘Alahis sholatu wassalam setelah bertaubat lebih baik daripada sebelum berbuat kesalahan."
Maka barangsiapa yang telah diberi ketetapan untuk bertaubat, maka keadaannya sebagaimana yang dikatakan oleh Sa’id ibnu Jubair Radhiallahu’anhu, "Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengerjakan amal kebaikan lalu amalan tersebut memasukkannya ke dalam Neraka, dan seorang hamba benar-benar mengerjakan amalan kejelekan, lalu amalan itu memasukkannya ke dalam Surga."
Itu terjadi karena ketika yang bersangkutan mengerjakan amalan kebaikan, amalannya itu selalu terpampang di depan matanya dan ia berbangga dengan itu. Sebaliknya, ia mengerjakan amalan kejelekan yang kemudian terus-menerus menghantuinya lalu meminta ampun kepada Allah Azza wajalla dan bertaubat kepada-Nya dari dosa-dosanya tersebut.
Dalam kitab Shahih telah tsabit bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Amal perbuatan tergantung pada akhirnya." (HR. Bukhari no. 6607)
Jika seorang Mukmin melakukan kesalahan, maka hukuman (yang akan didapat) akan terhapus dengan 10 sebab:
1. Dengan taubat, maka Allah Subhanahu wata’ala akan menerima taubatnya karena orang yang bertaubat dari dosa bagaikan orang yang tidak berdosa.
2. Dengan memohon ampun, maka Allah Subhanahu wata’ala akan mengampuninya.
3. Atau ia mengerjakan perbuatan baik yang akan menghapuskan dosanya, karena perbuatan baik itu akan menghapuskan (dosa) perbuatan yang buruk.
4. Atau doa kebaikan dan syafaat yang dipanjatkan oleh saudara-saudaranya kaum Muslimin, semasa hidup ataupun setelah matinya.
5. Atau menghadiahkan pahala amalan (kebaikan) mereka untuknya agar Allah Subhanahu wata’ala memberikan kemanfaatan kepadanya dengan pahala amalan terebut.
6. Atau karena syafa’at yang diberikan oleh nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam kepadanya.
7. Atau Allah Subhanahu wata’ala mengujinya dengan berbagai musibah yang akan menghapuskan dosa-dosanya.
8. Cobaan yang ditemui di dalam barzakh (kubur) dan suara dahsyat yang menghapsukan dosa-dosanya.
9. Atau kengerian-kengerian yang akan dia dapati pada hari kiamat kelak yang akan menghapuskan dosa-dosanya.
10. Atau dia dirahmati oleh Allah Yang Maha Pengasih.
Maka barangsiapa yang tidak mendapatkan salah satu dari 10 hal ini, maka janganlah dia mencela kecuali dirinya sendiri, sebagaimana firman Allah Ta’ala yang diriwayatkan oleh Rasul-Nya Shallallahu’alaihi wasallam,
"Wahai hamba-Ku, itu amal-amalmu, Aku hitung semuanya untukmu, kemudian Aku sempurnakan bagimu. Barangsiapa yang mendapatkan kebaikan maka pujilah Allah, dan barangsiapa yang mendapati selain itu maka janganlah mencela selain dirinya". (HR. Muslim no. 2577)
[Disalin dari kitab Tuhfatul 'Iraqiyyah fiil A'malil Qolbih yang ditulis Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Edisi Indonesia Amalan-Amalan Hati, Penerjemah Abu Abdillah Salim Subaid, Penerbit Pustaka Ar Rayyan, halaman 83-85, Judul oleh Admin Blog Sunniy Salafy]
0 ulasan:
Catat Ulasan